Mengenai Saya

Blog yg dibuat oleh Ilham Faisal dan Zaki Luthfillah kelas IX-F Nesatta. Disini kami akan menyajikan info tentang "Mitigasi Bencana Alam" Tsunami. Selamat membaca reader... ^_^

About

Tsunami demolishes japan`s north

Keadaan saat tsunami Jepang, 11 Maret 2011 kerrugian ditaksir mencapai Rp 900 Triliun.

Keadaan saat tsunami Aceh, Desember 2011

Innalillahi, tsunami menyapu daratan Aceh. Dengan kuasa sang pencipta masjid baiturrahim masih berdiri kokoh sedangkan di sekelilingnya hancur lebur. Subhanalloh.

Tahukah kamu?

Saat tanda-tanda Tsunami muncul, hewan laut dengan instingnya segera menyelamatkan diri dari bahaya, hal itulah yang membuat kita jarang melihat paus/hiu terdampar pasca tsunami. Subhanalloh.

Pemecah Tsunami

Dampak tsunami bisa dikurangi dengan membangun beton. Selain itu hutan mangrove juga bisa membantu.

Satelite

Satelite yang dimiliki Indonesia adalah Palapa yang peluncurannya dibantu oleh negara lain. Satelite termasuk dalam alat sistem peringatan dini tsunami.

Jumat, 30 November 2012

Sistem peringatan dini tsunami

Buoy

Sistem peringatan dini tsunami adalah sebuah sistem yang dirancang untuk mendeteksi tsunami kemudian memberikan peringatan untuk mencegah jatuhnya korban. Sistem ini umumnya terdiri dari dua bagian penting yaitu jaringan sensor untuk mendeteksi tsunami serta infrastruktur jaringan komunikasi untuk memberikan peringatan dini adanya bahaya tsunami kepada wilayah yang diancam bahaya agar proses evakuasi dapat dilakukan secepat mungkin.
Ada dua jenis sistem peringatan dini tsunami yaitu sistem peringatan dini tsunami internasional dan sistem peringatan dini tsunami regional. Gelombang tsunami memiliki kecepatan antara 500 sampai 1.000 km/j (sekitar 0,14 sampai 0,28 kilometer per detik) di perairan terbuka, sedangkan gempa bumi dapat dideteksi dengan segera karena getaran gempa yang memiliki kecepatan sekitar 4 kilometer per detik (14.400 km/j). Getaran gempa yang lebih cepat dideteksi daripada gelombang tsunami memungkinan dibuatnya peramalan tsunami sehingga peringatan dini dapat segera diumumkan kepada wilayah yang diancam bahaya. Akan tetapi sampai sebuah model yang dapat secara tepat menghitung kemungkinan tsunami akibat gempa bumi ditemukan, peringatan dini yang diberikan berdasarkan perhitungan gelombang gempa hanya dapat dipertimbangkan sebagai sekedar peringatan biasa saja. Agar lebih tepat, gelombang tsunami harus dipantau langsung di perairan terbuka sejauh mungkin dari garis pantai, dengan menggunakan sensor dasar laut secara real time.
Sistem peringatan dini tsunami pertama kali dibuat di Hawaii pada 1920-an.

Pemerintah Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah mengembangkan Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System - InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika terjadi gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini sedang disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Decision Support System - DSS).

Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga internasional, lembaga non-pemerintah. Koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian Negara Riset dan Teknologi(RISTEK). Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN TSUNAMI adalah BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Sistem ini didesain untuk dapat mengeluarkan peringatan tsunami dalam waktu paling lama 5 menit setelah gempa terjadi.

Sistem Peringatan Dini memiliki 4 komponen: Pengetahuan mengenai Bahaya dan Resiko, Peramalan, Peringatan, dan Reaksi.Observasi (Monitoring gempa dan permukaan laut), Integrasi dan Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan.

Cara Kerja

Sebuah Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan rangkaian sistem kerja yang rumit dan melibatkan banyak pihak secara internasional, regional, nasional, daerah dan bermuara di Masyarakat.

Apabila terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat Seismograf (pencatat gempa). Informasi gempa (kekuatan, lokasi, waktu kejadian) dikirimkan melalui satelit ke BMKG Jakarta. Selanjutnya BMG akan mengeluarkan INFO GEMPA yang disampaikan melalui peralatan teknis secara simultan. Data gempa dimasukkan dalam DSS untuk memperhitungkan apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami. Perhitungan dilakukan berdasarkan jutaan skenario modelling yang sudah dibuat terlebih dahulu. Kemudian, BMKG dapat mengeluarkan INFO PERINGATAN TSUNAMI. Data gempa ini juga akan diintegrasikan dengan data dari peralatan sistem peringatan dini lainnya (GPS, BUOY, OBU, Tide Gauge) untuk memberikan konfirmasi apakah gelombang tsunami benar-benar sudah terbentuk. Informasi ini juga diteruskan oleh BMKG. BMKG menyampaikan info peringatan tsunami melalui beberapa institusi perantara, yang meliputi (Pemerintah Daerah dan Media). Institusi perantara inilah yang meneruskan informasi peringatan kepada masyarakat. BMKG juga menyampaikan info peringatan melalui SMS ke pengguna ponsel yang sudah terdaftar dalam database BMKG. Cara penyampaian Info Gempa tersebut untuk saat ini adalah melalui SMS, Facsimile, Telepon, Email, RANET (Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai fasilitas RDS/Radio Data System) dan melalui Website BMG (www.bmg.go.id).

Pengalaman serta banyak kejadian dilapangan membuktikan bahwa meskipun banyak peralatan canggih yang digunakan, tetapi alat yang paling efektif hingga saat ini untuk Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah RADIO. Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang tinggal didaerah rawan Tsunami diminta untuk selalu siaga mempersiapkan RADIO FM untuk mendengarkan berita peringatan dini Tsunami. Alat lainnya yang juga dikenal ampuh adalah Radio Komunikasi Antar Penduduk. Organisasi yang mengurusnya adalah RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Mengapa Radio ? jawabannya sederhana, karena ketika gempa seringkali mati lampu tidak ada listrik. Radio dapat beroperasi dengan baterai. Selain itu karena ukurannya kecil, dapat dibawa-bawa (mobile). Radius komunikasinyapun relatif cukup memadai.

Apa yg harus dilakukan saat tsunami ?



Antisipasi dan Tindakan Saat Tsunami



  1. Jangan panik
  2. Jangan menonton datangnya gelombang tsunami, apabila gelombang tsunami dapat dilihat, berarti kita berada di kawasan yang berbahaya
  3. Jika air laut surut dari batas normal, tsunami mungkin terjadi
  4. Bergeraklah dengan cepat ke tempat yang lebih tinggi ajaklah keluarga dan orang di sekitar turut serta. Tetaplah di tempat yang aman sampai air laut benar-benar surut. Jika Anda sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat
  5. Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan
  6. Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan seperti di atas, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
  7. Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan anda bebas dan tidak membawa apa-apa
Sesudah tsunami
  1. Ketika kembali ke rumah, jangan lupa memeriksa kerabat satu-persatu
  2. Jangan memasuki wilayah yang rusak, kecuali setelah dinyatakan aman
  3. Hindari instalasi listrik
  4. Datangi posko bencana, untuk mendapatkan informasi Jalinlah komunikasi dan kerja sama degan warga sekitar


Daerah rawan tsunami di indonesia

Geolog ITS Surabaya Dr Amien Widodo menyatakan, kawasan pantai barat Sumatra dan pantai selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara-Kepulauan Maluku-Maluku Utara, pantai utara dan timur Sulawesi, serta pantai utara Papua merupakan kawasan yang
rawan tsunami. "Itu karena kawasan-kawasan itu terletak di kawasan tektonik aktif seperti di Jepang. Karena itu kita dapat belajar pada Jepang tentang cara siaga tsunami," kata Widodo di Surabaya, menanggapi pelajaran penting dari tsunami dan ledakan reaktor nuklir di Jepang. Menurut peneliti bencana dari ITS Surabaya itu Jepang merupakan negara yang rawan tsunami dan gempa. Sebab, Jepang terletak di kawasan geologi tektonik aktif, yaitu di kawasan tumbukan lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik dengan jarak tumbukan lempeng kurang dari 100 kilometer. "Indonesia juga rawan tsunami di kawasan barat Sumatra dan selatan Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, serta utara Papua, karena ditekan oleh tiga lempeng/kulit bumi aktif, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian selatan, lempeng Euro-Asia di bagian utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur," paparnya.

Ring of Fire




Selain itu, sejumlah daerah di Indonesia juga terletak dekat dengan zona patahan aktif, yakni daerah sepanjang Bukit Barisan di Pulau Sumatra, Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua. "Bedanya, Jepang menyadari akan kondisi yang dihadapi dan mereka tidak punya pilihan lain. Karena itu mereka meneliti, mengembangkan teknologi konstruksi, sistem peringatan dini, mengembangkan bangunan tahan gempa, dan melatih serta memahamkan kepada seluruh rakyat," tuturnya. Bahkan, mereka melakukan gladi atau simulasi menghadapi gempa secara rutin dalam jangka waktu tertentu. Karena sosialisasi sudah berlangsung lama maka masyarakat Jepang sudah terbangun budaya keselamatan. "Sosialisasi yang terus menerus hingga melahirkan budaya keselamatan itu, terlihat saat terjadi gempa 11 Maret 2011, yakni masyarakat Jepang tidak panik. Mereka reflek bersembunyi di bawah meja sampai getaran selesai, lalu mereka keluar ruangan antre satu persatu tanpa berebut," ujarnya.

Peta Wilayah Rawan Bencana Tsunami di Indonesia


Peta Jalur Evakuasi

Peta Evakuasi Tsunami Kota Padang
klik pada gambar untuk memperbesar


                                            Peta Evakuasi Tsunami Kabupaten Bantul, DIY
klik pada gambar untuk memberpesar

                                             Peta Evakuasi Tsunami Kabupaten Bantul, DIY
klik pada gambar untuk memperbesar


                                           Peta Evakuasi Tsunami Kabupaten Badung, Bali
klik pada gambar untuk memperbesar


                                                  Peta Evakuasi Tsunami kabupaten Cilacap
klik pada gambar untuk memperbesar

Tujuan mitigasi

Tujuan Mitigasi :

Tujuan utama (ultimate goal) dari Mitigasi Bencana adalah sebagai berikut : 
  1. Mengurangi resiko/dampak yang ditimbulkan oleh bencana khususnya bagi penduduk, seperti korban jiwa (kematian), kerugian ekonomi (economy costs) dan kerusakan sumber daya alam.
  2. Sebagai landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan.
  3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat (public awareness) dalam menghadapi serta mengurangi dampak/resiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman (safe).




Kamis, 29 November 2012

Kumpulan Video Tsunami

Tsunami akibat longsor


Tsunami akibat benda angkasa jatuh

video animasi tsunami krakatau

Tsunami aceh 2004

Iceberg tsunami in alaska 2007

Tsunami Jepang 2011

Tsunami in chile 2010



Jumat, 23 November 2012

Penyebab-penyebab Tsunami

Tsunami dapat terjadi karena adanya gempa bumi,gempa laut, gunung berapi meletus, hantaman meteor di 
laut, pergerakan besar di atas dan di bawah air, ledakan di bawah air, pergeseran lempeng kulit 
bumi,pengujian bom nuklir.

-Gempa bumi :

Gempa yang dapat menimbulkan peluang tsunami:
          Gempa dengan Episentrum di dasar laut.
          Kekuatan gempa min. 6,5 SR.
          Gempa dangkal.
          Wilayah gempa relatif luas.














-Tornado :

Tahapan tsunami karena tornado :
Laut mulai menggulung



tahap pertama
Tornado di laut

Tsunami tornado



Air laut mulai membentuk tsunami












Tsunami karena Tanah longsor 

Tanah longsor di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang menghasilkan tsunami.

Tahapan Longsor :














Landslide tsunami in hawai


Senin, 12 November 2012

Pengertian Tsunami

Tsunami (bahasa Jepang) : 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harfiyah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung merapi  bawah laut,longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.



Tsunami Aceh 2004





                                                                                 Tsunami Thailand 2004















                                                                                            Video Tsunami Thailand 2004






Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Tsunami





Senin, 05 November 2012

Tahap penanggulangan bencana alam

Tahapan penanggulangan bencana alam :




-Kesiap-siagaan : 
kesiap-siagaan adalah segala upaya sistematis dan terencana untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana dan mencegah jatuhnya korban jiwa dan kerugian harta benda.

-Rekonstruksi :
Rekonstruksi adalah segala upaya yg dilakukan untuk membangung kembali(re) sarana prasarana, serta fasilitas umum yg rusak akibat bencana.

-Rehabilitasi :
Rehabilitasi adalah segala upaya yg dilakukan agar para korban, kerusakan sarana prasarana, serta fasilitas umum dapat berfungsi kembali.

-Mitigasi :

Kata “mitigasi” secara bahasa dapat diterjemahkan sebagai berikut:
  1. tindakan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga menyebabkan suatu bentuk keadaan yang salah terlihat lebih serius
  2. suatu bagian dari alasan untuk mengurangi celaan; suatu usaha untuk menghadirkan suatu keadaan yang salah lebih sedikit serius dibanding yang nampak pada kenyataan yang ada dengan menampilkan usaha mengurangi keadaan yang salah tersebut


Mitigasi adalah segala upaya yg dilakukan untuk mengurangi dan memperkecil dampak bencana alam.

Mitigasi meliputi beberapa kegiatan, diantaranya :

- menerbitkan peta wilayah rawan bencana.

Wilayah rawan bencana tsunami

- memasang rambu-rambu peringatan bahaya dan larangan di wilayah rawan bencana


- mengembangkan SDA satuan pelaksana

- mengadakan pelatihan penanggulangan bencana kepada warga di wilayah rawan bencana



- mengadakan penyuluhan atas upaya peningkatan kewaspadaan masyarakat di wilayah rawan bencana

- menyiapkan tempat penampungan sementara di jalur-jalur evakuasi jiga bencana terjadi


- memindahkan masyarakat yg tinggal di wilayah bencana ke tempat yg aman

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More